Bismillah walhamdulillah..
Hari ini, genap 8hari, kami hidup di bumi Jogja, makna kata kami sudah saja menamatkan fasa pertama di Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Seminggu di bumi Jogja sebagai pemastautin. Semahuku, aku masih tidak punya kekuatan untuk kembali melakar sebuah ceritera tentang ini, lantaran programnya masih berjalan. Risau sekali seandainya, bunga bahasa karya hati ini bisa mencoret retak di jiwa2 mereka yang terasa. Sesungguhnya mata pena itu jauh lebih berbisa dari tajamnya mata pedang. Akulah penulis cerita hati, sayup hatiku menjerit berceloteh, laju jemari ini melagukan rentak tari di pentas keyboard. Namun, desakan teman tersayang, dan mungkin sahaja cerita panjang Mekar Cinta di Bumi Jogja ini sudah hilang serinya lantaran terlama lama di simpan. Atas indicator itu, aku memaksa hatiku kembali berbicara.
19 April 2010
Menghantar pemergian team ke Universitas Islam Indonesia dengan kelahiran perasaan bimbang. Akan sepertikah apakah keadaan di sana? Memegang taklifat sebagai ketua pasukan agak menggusarkan aku. Bagaimana mungkin aku berkemampuan mengawal aturan langkah sahabat2 kesayanganku di sana? Atas dasar apakah harus aku berpijak sebagai paksi menyamakan kami yang pastinya menjadi pemilik . rasa hati berbeda. Dari jauh aku sudah mengiyakan, semua kami akan memperlihatkan diri yang tak terlindung di sini. Dan persoalan siapa sebenarnya dia akan terungkai-tanpa-sedar. Apa yang tambah merisaukan, hubungan ini termeterai sekian lama, dan kami adalah mata rantai penerus kerjasama ini. Dan, terbeban di pundak kami lah, mesej pengutuhan 2 entiti kekal dipateri. Cerita kami, dari kantor fakultas Hukum UMY, akan terus ke Office AIKOL, dan semestinya, tidak melalui tapisan kami. Sementelah ramai tenaga pengajar di sini merupakan lulusan UIA, aku cukup bimbang cerita2 kurang enak hidup kami, lebih kuat kedengaran berbanding kebaikan yang tersembunyi. Persoalan yang sama berulang2 di kepala, mengakhiri tanggal 190410.
20 April 2010
Pagi yang sejuk, kabus yang tebal seakan2 melambai2 menghantar kami ke bumi Jogja. Jam 4 pagi. Beg2 yang berkepuk2 di punggah dimuatkan ke perut bas, lalu menderulah enjin membelah kedinginan menanti kehadiran matahari. Excited terlakar di wajah2 kami, namun cuaknya lebih membelah dada. Kesyukuran kutitipkan ke hadratNya, bila mana ketibaan kami tepat perhitungannya. Tidak ramai orang beratur di kaunter. Waktu untuk check-in masih bersisa. Namun, keriangan kami tidak lama, seorang anggota rombongan masih belum menampakkan diri. Kiriman ringkas dikirim berbalasan ternyata tidak membantu mempercepatkan proses memunculkan dirinya. Subuh kian dihalau syuruk, sementelah semua kami masih belum mempersembahkan diri kepada Illahi utk pagi ini lagi. YaAllah, desis hati memanjatkan doa janganlah terjadi hal2 tidak baik kepada kami. Sebahagian kami berangkat utk solat, dan yang lainnya akan menunggu dia tiba. Lantunan suara pengumuman dr kaunter acapkali kedengaran diselangselikan. Dan Alhamdulillah, dr jauh kelihatan tubuh kecil itu berlari2 mendapatkan kami. Seusai segala urusan di kaunter, kami bergegas ke terminal pelepasan, meninggalkan Subuh sendiri. Mungkin inilah saatnya, utk kami mempraktikkan solat dlm pesawat yg pernah dipelajari dahulu. Pesawat sudah hampir penuh tatkala kami melangkah masuk. Tidak sampai 3minit, pintu pesawat ditutup, kami disajikan dengan tarian-bagaiamana-menyelamatkan-diri oleh pramugari2 yang bisu ;p, dan pesawat pun berlepas, syahdu meninggalkan tanah air tercinta MALAYSIA..
Sinaran matahari terik menyambut kedatangan kami di bumi Jogja. Lapanagan terbang Adisucipto menjadi destinasi pertama, sebelum deretan tempat2 lain yang akan disinggahi nanti. Urusan yang kurasa leceh-tapi-perlu ini memakan masa yang bukan sedikit. Tambahan pula, beg Daniel rosak dibelasah kerakusan para pekerja airport. Keramahan sekumpulan panatia UMY datang menyantuni sedikit sebanyak melepaskan lelah tanggungan tubuh. Tatkala teman yang lain pergi meninggalkan aku dan Daniel terkulat2 di depan kaunter aduan dgn bas cute UMY, karenah birokrasi yang memenatkan tersembah di depan. Harus dipenuhi diphotostat diisi ditandatangani itu dan ini, barulah Daniel dapat memegang wang pampasan yang bukan-banyak-sangat pun.
Jalan yang disesaki dengan motor2 yang menyelit kiri kanan sangat menguji kehandalan si kendali mobil. Silap langkah, jalan akan diderma darah segar sang manusia. Irama hon berkumandang, membentuk nada indah untuk santapan kami pengunjung bumi Jogja ini. Papan tanda Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ditangkap ekor mata dari jauh. Terus kami menyertai teman2 lain yang tiba lebih awal University Residence (UNIRES) yang akan menjadi rumah kami utk sebulan, bermula hari ini. Jauh dari hiruk pikuk kota, terbentang sawah padi luas di bahagian belakang. Kehangatan matahari mula dirasai makin membakar tubuh sejurus kami menyedari kipas angin bukan menjadi komponen penting utk keselesaan rakyat Jogja. Masuk ke bilik, dan agenda penting; menguji keempukan tilam pun bermula.
Malam yang indah. Bintang2 jelas kelihatan dari balkoni bilik, mungkin disebab kurangnya cahaya menyimbahi malam di Jogja. Aktiviti pertama, yang memang termaktub sebagai permulaan program; taaruf kami jalankan di sebuah restoran.Tapi yang tidak termaktub, segerombolan panatia (committee) datang membawa kami dengan motor. Mudah tapi tidak berada dalam anggaran awal kami. Lalu berkonvoilah kami beramai2. Ayam telewang turut sama menyampaikan salam perkenalan buat kami. Dan, assalamualaikum, kami memiliki saudara baru di sini. Dan esoknya, banyak lagi cerita cinta akan tercipta.
2 comments:
dani tak yah cakap tima kasih tuk hal beg tu kan? sbb dani kan kwn smpai bila2 ;p~~
Post a Comment